Corona Varian Baru Muncul, Bagaimana Nasib Vaksinasi Covid-19 yang Sedang Berlangsung?




Mulai ramai diberitakan dan diperbicangkan masalah Corona varian baru yang ditengarai muncul pertama kali di Inggris, lalu menyebar ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Kabupaten Karawang bahkan ikut diberitakan sebagai salah satu daerah yang memiliki kasus Corona varian baru ini.

Melalui pemeriksaan WGS (Whole Genome Sequencing), Corona varian baru itu teridentifikasi sebagai Corona B 117 dengan potensi daya sebar virus yang dikabarkan lebih cepat 30-70% dibanding Covid-19. Beberapa pakar menyebut varian baru ini sebagai super shedder, sebab menyebabkan shedding virus yang lebih intens, dalam arti produksi virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. Dan ini berarti pula, kandungan virus dalam setiap droplet yang dilepas seorang pengidap lebih banyak sehingga potensi penularan menjadi lebih tinggi pula. Karena itu, varian baru ini, selain disebut sebagai super shedder, dikenal pula dengan istilah super spreader, meski beberapa kalangan kurang sependapat dengan istilah terakhir ini.

Terlepas dari karakteristik di atas, berita baiknya adalah, potensi vatality rate atau daya bunuh dari Corona varian baru ini dikabarkan tidak sebesar Covid-19. 

Pertanyaan yang mengemuka adalah, bagaimana dengan nasib vaksinasi Covid-19 yang saat ini sedang berlangsung, sementara virus Corona varian baru mulai muncul? Atau, apa yang perlu kita lakukan menghadapi Corona varian baru ini? Dua pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam postingan ini.

Vaksinasi Covid-19 yang saat ini sedang berlangsung, menurut hemat saya harus tetap dilanjutkan hingga tuntas diberikan pada seluruh sasaran yang telah ditetapkan. Bahwa saat ini ada Corona varian baru, tidak menjadi penghalang untuk melanjutkan vaksinasi Covid-19 yang sedang digalakkan. Jika dihentikan hanya karena ada Corona varian baru, toh tidak ada bukti juga bahwa semua Corona varian lama berubah menjadi varian baru. Dan kalau toh berubah menjadi varian barupun misalnya, masih ada harapan besar vaksinasi Covid-19 saat ini turut menghasilkan kekebalan silang terhadap Corona varian baru. Harapan ini tidak mengada-ada, sebab Inggris, negara awal dilaporkan adanya Corona varian baru B117, telah melaporkan pula efektifitas vaksin (Pfizer) terhadap strain baru tersebut. Bukankah hal yang sama bisa terjadi pula pada vaksin Sinovac? 

Menghadapi Corona varian baru, kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang sama dengan ketika kita menghadapi varian lama, sebab varian baru tidak merubah karakteristik cara atau metode penularan. Tetap melalui droplet, sehingga gerakan 3 M atau 5 M yang selama ini kita kenal masih tetap relevan digalakkan bahkan harus lebih disiplin lagi menerapkannya.

Sejarah kehidupan virus yang kita ketahui selama ini, apapun nama virusnya, tidak pernah lepas dari fakta-fakta munculnya varian atau strain baru, sebab bolehjadi sudah menjadi bagian inheren dari kodrat penciptaannya. Kita tidak mungkin bisa merubahnya. Yang bisa kita rubah adalah cara kita, atau sikap kita dalam menghadapi fakta-fakta kodrati tersebut. Sambil tetap memperkuat ikhtiar-ikhtiar kolektif kita secara saintifik, pada saat yang sama, sandaran kita kepada Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu mesti makin diperkuat. Hanya kepada-Nya kita berharap: Bismillahilladzi laayadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi walaa fissama-i wahuwassamii'ul 'aliim.

Baru sebatas diuji dengan makhluk super kecil saja tatanan kehidupan kita nyaris porak-poranda sejagad raya. Suara alam sepertinya semakin kuat mengindikasikan perlunya kita mengikis segala bentuk kesombongan, terutama (meski tidak terbatas) kesombongan karena kekuasaan. Jangan mentang-mentang berkuasa (yang hakekatnya adalah titipan-Nya) lancang membuat aturan-aturan yang menyelisihi aturan-Nya. Mikir atuh !!!

Post a Comment for "Corona Varian Baru Muncul, Bagaimana Nasib Vaksinasi Covid-19 yang Sedang Berlangsung?"