Catatan Substansial Saya Sebagai Calon Ketua IDI Karawang Periode 2023-2026 Untuk Karawang yang Lebih Baik Lagi

Dr. H. La Ode Ahmad, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Calon Ketua IDI Cabang Karawang Periode 2023-2026

Terhitung sejak 28 Juni sampai dengan 7 Juli 2023, berlangsung kampanye pemilihan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Karawang periode 2023-2026. Sebelumnya, 27 Juni 2023, telah dilakukan penetapan bakal calon, setelah sehari sebelumnya, 26 Juni 2023 dilaksanakan wawancara. Atas usulan dan dukungan sejumlah sejawat, saya menerima tantangan untuk masuk dalam bursa pencalonan dan pemilihan Ketua IDI Cabang Karawang periode sebagaimana dimaksud di atas.
Falsafah dasar yang mendorong saya menerima tantangan menjadi (calon) Ketua IDI Cabang Karawang adalah keinginan kuat saya untuk membangun marwah organisasi IDI, khususnya IDI Cabang Karawang, mengakar dalam konstelasi perjuangan luhur membangun kesehatan bangsa, yang bertumpu pada "tiang pancang" paradigma sehat: promotif-preventif, tanpa mengesampingkan kuratif-rehabilitatif.

Kristalisasi nilai yang lahir dari falsafah dasar di atas, menginspirasi saya merumuskan sebuah visi: IDI Karawang Berkarakter SMART (Solid, Mandiri, Altruis, Responsif, Transformatif), dengan misi sebagai berikut:
  1. Membangun rasa memiliki (sense of belonging) anggota terhadap organisasi IDI;
  2. Membangun pemahaman yang komprehensif tentang organisasi IDI, baik falsafah, nilai-nilai dasar dan jejak perjuangan IDI dari masa ke masa;
  3. Menghidupkan tradisi silaturahim organisasi, baik internal maupun eksternal;
  4. Aktif memberikan kontribusi dalam menyukseskan program-program pembangunan kesehatan;
  5. Memperkuat transformasi sistem kesehatan, meliputi tranformasi sistem layanan primer, transformasi sistem layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sistem sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi sistem informasi kesehatan.

Bukan tantangan ringan memang untuk mewujudkan visi-misi di atas, namun bukan hal yang mustahil juga untuk mengejawantahkannya. Optimisme mewujudkannya bersandar pada prinsip pokok, bahwa ketulusan dan keluhuran niat dalam memperjuangkan kebaikan, apalagi kebaikan yang membawa bobot kemaslahatan yang lebih besar, akan selalu terbuka pintu-pintunya, dan akan selalu terbentang jalan-jalannya, apalagi jika perjuangan itu berangkat dari kekuatan kolektif soliditas dan sekaligus solidaritas sebuah organisasi besar seperti IDI.

Soliditas, dan dengan sendirinya solidaritas organisasi IDI, ujian pertamanya justru terletak pada proses pemilihan Ketua IDI, teristimewa selama periode kampanye para calon ketua berlangsung seperti saat ini. Wacana atau diskursus kampanye yang diketengahkan para calon, bukan saja merepresentasikan karakteristik personal dari calon ketua, tetapi sekaligus juga ikut menjadi faktor determinan, apakah yang bersangkutan sedang menyebar bibit-bibit soliditas dan solidaritas, ataukah sebaliknya menabur potensi-potensi keretakan soliditas organisasi. Marwah organisasi IDI pada akhirnya akan kembali ditentukan oleh marwah personal insan-insan yang mewarnai kehidupan organisasi ini.

Perlu menjadi catatan khusus, lahirnya PDSI (Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia) yang dideklarasikan setahun yang lalu, tepatnya 27 April 2022, dengan keanggotaan yang saat ini mendekati seribu dokter, ditambah dengan trend yang cenderung meningkat, patut dibaca lebih cermat sebagai tantangan krusial soliditas dan solidaritas organisasi IDI. Itulah mengapa dalam rumusan visi yang coba saya bentangkan di atas, karakter solid (yang tidak lain adalah soliditas dan solidaritas) menjadi basis awal pijakan analitik untuk mengukuhkan eksistensi IDI. Dengan soliditas dan solidaritas yang kokoh, karakter-karakter berikutnya, seperti mandiri atau kemandirian organisasi bisa lebih mudah dipertahankan, dan itu semua menjadi prasyarat-prasyarat penting bagi kontinuitas pergerakan roda perjuangan IDI.

Secara organisatoris, di depan mata kita saat ini, terbentang sebuah tantangan besar, khususnya jika RUU Kesehatan segera disahkan menjadi UU Kesehatan yang baru. Selain beberapa substansi yang dipersolkan IDI dan juga organisasi-organisasi profesi lainnya, seperti soal penghapusan mandatory spending, liberalisasi dan kapitalisasi kesehatan berikut segala konsekuensinya, ruang lingkup kewenangan organisasi profesi, seperti penerbitan rekomendasi izin praktek misalnya, tereduksi secara total karena berubah menjadi domain pemerintah. Lantas, quo vadis organisasi IDI?

Di titik krusial seperti inilah dibutuhkan kepemimpinan yang optimistik visioner, tak peduli seberapa besarpun tantangan yang dihadapi. Kepemimpinan optimistik visioner ini tentu ditunjang dengan prinsip kepemimpinan kolektif yang saling menopang, di depan memberi keteladanan, di tengah berbaur dan saling bersinergi, di belakang memberi dorongan atau support. Kepemimpinan optimistik visioner ini tidak lain adalah kepemimpinan yang memancarkan energi positif bagi semua, melahirkan gagasan-gagasan cemerlang dari setiap anggota, dan menyatukan seluruh kekuatan sumber daya yang dimiliki, untuk meneguhkan eksistensi sekaligus marwah organisasi. Untuk apa? Bukan saja untuk kesejahteraan anggota, tetapi jauh lebih luas lagi, untuk membuktikan bahwa IDI sangat dibutuhkan oleh bangsa, tidak sekedar dibutuhkan oleh anggota. Dalam konteks regional Karawang, IDI harus tampil sebagai organisasi yang secara nyata dibutuhkan oleh rakyat kota pangkal perjuangan ini.

Para Sejawat yang saya hormati, jika sepakat dengan catatan-catatan substansial  di atas, maka Bismillah, jangan ragu memilih Nomor 6 (La Ode Ahmad) untuk mewujudkan mimpi-mimpi teguhnya dan kokohnya marwah IDI. Wallahua'lam. Salam Satu IDI, Satu Ikatan Kuat, Satu Komitmen IDI yang penuh integritas, tanpa basa-basi.

Post a Comment for "Catatan Substansial Saya Sebagai Calon Ketua IDI Karawang Periode 2023-2026 Untuk Karawang yang Lebih Baik Lagi"