Sekelumit Aspek Historis Masjid Agung Syekh Quro Karawang, Jawa Barat

Postingan kali ini mengetengahkan secuil aspek historis Masjid Agung Karawang. Sebuah masjid bersejarah yang berdiri kokoh di jantung Kota Karawang, Provinsi Jawa Barat. Selain menjadi tempat ibadah umat Islam, masjid ini sekaligus juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Karawang.
Sisi depan Masjid Agung Syekh Quro Karawang.
Masjid Agung Karawang dibangun pertama kali pada tahun 1418 M oleh Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik, yang lebih populer dengan sebutan Syekh Quro, yang kemudian nama tersebut diabadikan menjadi nama dari masjid kebanggaan masyarakat Karawang ini: Masjid Agung Syech Quro Karawang.

Selain Syekh Quro, 2 (dua) Syekh lainnya yakni Syekh Abdurrahman dan Syekh Maulana Idhofi tercatat dalam sejarah sebagai 3 (tiga) ulama yang memprakarsai pertama kali berdirinya Masjid Agung Karawang.

Sebelum menjadi masjid megah seperti saat ini, Masjid Agung Syekh Quro Karawang berawal dari sebuah pesantren kecil yang didirikan oleh Syekh Quro. Seiring waktu, pesantren tersebut berkembang pesat dan menjadi pusat penyebaran agama Islam di Karawang. Pada tahun 1418 M, Syekh Quro membangun sebuah masjid di area pesantrennya yang kelak menjadi cikal bakal Masjid Agung Syekh Quro Karawang saat ini.

Sejak pertama kali dibangun hingga tampil dengan wajah megah seperti saat ini, Masjid Agung Syekh Quro Karawang telah mengalami pemugaran atau renovasi tidak kurang dari 6 (enam) kali.

Pertama, tahun 1637 M direhab oleh Bupati Pertama Karawang: Rd. Singa Perbangsa.

Kedua, tahun 1747 M direhab dan diperluas oleh Rd. Mochamad Sholeh Singaperbangsa, yang bergelar Panata Yudha IV yang kemudian dinobatkan sebagai Bupati Keempat Karawang. Makam beliau terletak di sebelah selatan serambi Masjid Agung Syekh Quro yang disebut juga dengan Dalem Serambi.

Ketiga, tahun 1957 M direhab oleh Rd. Tohir Mangku Dijoyo, Bupati Karawang ke-15. Makam beliau terletak di Komplek Pemakaman Belakang Mesjid Agung Syekh Quro Karawang.

Keempat, tahun 1967 M direhab oleh Kolonel Husni Hamid, Bupati Karawang ke-16.

Kelima, tahun 1989 M dipugar dan diperluas oleh Kolonel Czi. H. Sumarmo Suradi, Bupati Karawang ke-20.

Keenam, tahun 2017 M dipugar dan diperluas oleh Bupati Karawang ke-28: Ibu dr. Hj. Cellica Nurrachadiana.

Masjid Agung Syekh Quro memiliki arsitektur yang unik dengan perpaduan budaya. Bangunan masjid ini didominasi oleh gaya arsitektur tradisional Jawa dengan sentuhan Sunda dan Islam. Atap masjid berbentuk limas bersusun tiga seolah menegaskan filosofi trilogi Islam, Iman dan Ihsan. Di bagian depan masjid terdapat serambi yang ditopang oleh pilar-pilar besar. Beberapa pintu masjid menerapkan pola bercorak pintu Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwarah.

Masjid Agung Syekh Quro Karawang memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya, masjid ini merupakan masjid tertua di Pulau Jawa yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Masjid Agung Syekh Quro Karawang bahkan lebih tua dibandingkan dengan Masjid Agung Cirebon yang dibangun pada tahun 1475 M, dan Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.

Masjid Agung Syekh Quro Karawang menyimpan banyak benda bersejarah, seperti mimbar kayu kuno, beduk raksasa, dan Al-Quran kuno.

Masjid Agung Syekh Quro Karawang terletak di Jalan Syekh Quro No. 1, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, sangat mudah diakses dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Masjid Agung Syekh Quro Karawang, yang berdampingan dengan wajah baru Alun-Alun Karawang saat ini, layak menjadi Destinasi Wisata Religi.

Catatan:
Artikel di atas dituangkan dalam bentuk video yang bisa disimak melalui link ini: Mengenal Lebih Dekat Masjid Agung Kebanggaan Masyarakat Karawang.

Post a Comment for "Sekelumit Aspek Historis Masjid Agung Syekh Quro Karawang, Jawa Barat"