Waspadai Dosa Berantai, Fokus Meraup Pahala Jaringan

Dosa berantai yang seringkali tidak disadari di era digital saat ini adalah miskin adab dan akhlakul karimah dalam menggunakan media sosial (Medsos). Musuh nyata kita bernama setan, bekerja siang malam menghadirkan banyak jebakan yang berdampak lebih dahsyat ketimbang di dunia nyata. Di Medsos, tabir antara laki-laki dan perempuan hilang hanya dengan satu ketikan.

Salah satu jebakan setan yang sangat marak dilakukan di Medsos adalah menghujat, mencela, membully, dan menyebarkan fitnah lewat berita hoaks. Begitu lihat berita, lansung di-share tanpa klarifikasi (tabayyun).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6)

“Anda boleh benci kepada siapa pun, tetapi Anda harus tetap adil dan menjaga akhlak yang terpuji. Sebagai seorang muslim, jangan menyebarkan berita yang bisa merusak kehormatan orang lain. Dalam keadaan miskin adab, dan tiba-tiba harus berhadapan dengan teknologi yang serba memudahkan ini, maka terjadilah gagap teknologi yang membuat banyak orang terjebak melakukan dosa. Belum lagi gambar-gambar asusila dan pornografi”

Demikian salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Pimpinan AQL (Ar-Rahman Quranic Learning) Islamic Center, Ustadz Bachtiar Nasir, dalam salah satu kesempatan tausiah. Pesan tersebut penting menjadi pengingat bagi siapapun yang merindukan kehidupan yang penuh dengan keberkahan dari langit, dan dari bumi atau dari segala penjuru.

Menurut Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat ini, masih banyak masyarakat yang sebenarnya belum siap menghadapi derasnya alur informasi lewat media sosial, lalu tiba-tiba mereka harus berhadapan dengan sistem nilai yang membahayakan. Karena itu, Ketua GNPF MUI ini mengingatkan pentingnya mengedepankan adab dan akhlakul karimah dalam kehidupan, tak terkecuali dalam menggunakan media sosial.

Untuk menghindari jebakan setan, Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) mengutip ayat berikut ini:

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ 

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 168-169)

Karenanya, kata UBN, jadikanlah setan sebagai musuh, jangan pernah mau berkawan dengan setan. Jika ingin selamat dalam berislam maka jauhilah langkah-langkah setan dan jadikanlah setan sebagai musuh yang nyata.

Meski Medsos sangat berpeluang menawarkan dosa berantai (tanpa banyak disadari), UBN mengingatkan, umat Islam tidak perlu menghindari medsos, karena pada dasarnya wadah ini sangat berpotensi pula menjadi ladang dakwah dan syiar Islam. Menebar kebaikan melalui Medsos, dengan mengedepankan adab dan akhlakul karimah, adalah salah satu pilihan tepat meraup pahala jaringan.

Demikian intisari pesan-pesan yang disampaikan oleh Ustadz Bahtiar Nasir yang saya rangkum dari berbagai sumber terpercaya, untuk menjadi pengingat, terutama bagi diri saya sendiri, dalam ikhtiar tak henti membangun kehidupan bersama yang lebih baik, bermakna dan menyelamatkan: dunia-akhirat.

Yuk, sebarkan kebaikan, dengan salah satu motivasi prinsipil berikut:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu. (HR. Muslim, No. 1893)

Post a Comment for "Waspadai Dosa Berantai, Fokus Meraup Pahala Jaringan"