Covid-19 dan Tuduhan Keji Terhadap Rumah Sakit / Tenaga Kesehatan

Kampanye Disiplin Pakai Masker, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Sumber Gambar: WhatsApp Group Dinkes Struktural, Karawang) 

Pandemi Covid-19, bukan saja telah terbukti ada, menginfeksi, memicu angka kesakitan dan kematian di berbagai belahan dunia, tetapi sekaligus juga telah terbukti melahirkan tuduhan atau fitnah yang sangat keji. Salah satu diantaranya, dan ini bisa dilacak jejak digitalnya dengan mudah, adalah tuduhan atau fitnah bahwa rumah sakit sengaja mempositifkan pasien demi mendapat bantuan 90 juta rupiah.

Tuduhan atau berbagai fitnah yang disebarluaskan itu lahir dari kepercayaan sesat menyesatkan yang menganggap pandemi Covid-19 ini hanyalah sebuah konspirasi. Dan sadisnya, diyakini sebagai konspirasi para tenaga kesehatan untuk mengambil keuntungan materi di dalamnya. Jika diantara yang membaca artikel ini ada yang meyakini bahwa pandemi Covid-19 itu hanyalah sebuah konspirasi, saya sarankan untuk segera bertobat sebelum malaikat pencabut nyawa datang melaksanakan tugasnya.

Tidak dipungkiri memang, kebutuhan pembiayaan dalam perawatan pasien Covid-19 ini tidak sedikit, terutama bagi pasien dengan gejala berat yang membutuhkan ventilator dan atau obat maupun alat kesehatan (alkes) vital lainnya di ICU (intensive care unit). Belum lagi semua tenaga kesehatan yang merawatnya harus menerapkan protokol ketat yang notabene semua itu membutuhkan perlengkapan khusus dan itu hanya dilakukan secara spesial pada pasien-pasien Covid-19 saja, tidak dilakukan pada pasien-pasien non Covid-19.

Semua ketentuan pembiayaan atas perawatan kasus-kasus Covid-19 telah diatur secara ketat melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Kategori kasus seperti apa yang dijamin, berapa biaya atau cost tiap kasus, komponen apa saja yang tidak dijamin, dan bagaimana mekanisme pengajuan klaim pembiayaannya, semua sudah diatur oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, dan tidak ada satupun aturan pembiayaan yang dibuat-buat oleh tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19

Bahwa kemudian ada tuduhan kalau rumah sakit atau tenaga kesehatan memanipulasi data Covid-19, mempositifkan yang seharusnya negatif, agar tagihan atau klaim jaminan Covid-19 bisa lebih besar, tampaknya itu semua bukan hanya prasangka buruk, tetapi sekaligus mewakili keburukan pikiran dan bahkan kebobrokan moralitas para penyebar tuduhan atau fitnah-fitnah keji itu sendiri. Karena itu dari awal sudah saya sarankan, cepat-cepatlah bertobat bagi siapapun yang memiliki pikiran-pikiran negatif seperti di atas, khawatir malaikat pencabut nyawa tiba-tiba datang merenggut nyawa kalian, para penyebar fitnah atau tuduhan keji seperti di atas. 

Lihatlah, betapa tidak sedikit tenaga kesehatan (nakes) di negeri ini yang telah gugur akibat serangan Covid-19 ini, di samping banyak korban meninggal dunia lainnya dari kalangan non medis. Bagaimana mungkin Covid-19 ini sebuah konspirasi para tenaga kesehatan, sementara korban-korban dari pihak nakes nyata-nyata sangat banyak. Hei, dimana nalar kalian disimpan? Hei, para penyebar fitnah, dimana diletakkan nurani kalian?

Ingatlah, Covid-19 nyata-nyata telah membunuh banyak orang di berbagai penjuru dunia, sementara kalian, para penyebar fitnah, sibuk melakukan hal yang dosanya bahkan lebih besar dari pembunuhan.  Haruskah diri kalian, atau keluarga kalian, diuji dengan serangan Covid-19 agar kalian percaya kebenarannya, bahwa pandemi Covid-19 ini bukan sebuah konspirasi? Sadarlah, dan kembalilah ke jalan yang lurus. Jadilah insan-insan yang waras, yang bersemangat membangun kesadaran publik untuk tetap patuh menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 saat ini hingga waktu yang hanya Allah yang Maha Mengetahui kapan berakhirnya wabah ini.

Post a Comment for "Covid-19 dan Tuduhan Keji Terhadap Rumah Sakit / Tenaga Kesehatan"