Astagfirullah, Mengapa Bisnis Sewa Pacar Makin Menjamur?

Zaman tampaknya sedang bergerak liar di bawah kendali syahwat para pemuja dunia yang terus dipersolek dengan dandanan menggairahkan para pecandu kenikmatan semu itu. Gerakan liar zaman ini, celakanya, dipandang oleh sebagian orang sebagai bagian dari keniscayaan hidup dan bahkan trend kemajuan yang tidak tercela untuk diikuti, agar tetap berada di koridor pergaulan yang tidak ketinggalan zaman.

Innalillahi ...

Para pemuja dunia, disadari atau tidak,  memposisikan zaman sebagai "kitab suci" pegangan. Sehingga, ketika zaman sedang marak mempertontonkan praktek sewa pacar misalnya, itulah "perintah" yang harus dipedomani. Dan, segala macam bentuk argumen, rasionalisasi atau justifikasi akan selalu dibangun oleh mereka (dan bahkan terus diperjuangkan dengan gigih) agar praktek amoral itu tampak seolah-olah sebagai sebuah kebenaran.

Suara-suara berisik yang seringkali digembar-gemborkan oleh gerombolan pemuja dunia adalah, "jangan bawa-bawa agama dalam menilai zaman", sebab di mata mereka agama adalah kumpulan dogma masa lalu yang tidak memiliki kaitan aktualitas atau relevansi dengan situasi zaman sekarang.

Ngeri !!!

Andaikata mereka bisa merasakan manisnya iman, Islam atau agama yang benar, niscaya mereka akan malu semalu-malunya atas tuduhan-tunduhan salah kaprah mereka tentang agama. Tapi begitulah, benar kata ungkapan bahwa "rasa manis itu sulit dijelaskan kepada orang yang belum pernah makan gula". Kelezatan iman, sulit digambarkan pada orang yang  belum pernah mengenal Islam secar kaffah.

Selama zaman diposisikan sebagai "kitab suci" oleh para pemuja dunia, maka bisnis sewa pacar yang saat ini makin marak, bukan tidak mungkin dengan mudah bertransformasi menjadi bisnis sewa istri/suami.

Na'udzubillah...

Kelak bukan tidak mungkin bakal bisa mudah dijumpai papan nama papan nama bisnis bertuliskan "Rental Istri/Suami" selain "Rental Pacar" dengan klasifikasi tarif berdasarkan durasi, tipe, fasilitas dan lain sebagainya.

Sekali lagi bukan tidak mungkin hal di atas makin tumbuh subur, selama trend zaman masih diposisikan sebagai pemandu perilaku para pemuja dunia. Untuk dan atas nama kemajuan zaman, semua perilaku yang menyelisihi nilai-nilai agama dengan mudah dapat dihidupkan oleh para pemuja dunia.

Pertanyaan krusialnya adalah, jika "kemajuan" zaman yang kita kejar, dan pada saat yang sama di depan kita terdapat "jurang", akankah tetap kita memilih langkah "maju" ???

Sengaja saya ketengahkan pertanyaan substansial di atas untuk menegaskan sebuah prinsip dasar bahwa, sejatinya yang kita butuhkan dalam hidup ini bukan "kemajuan", melainkan keselamatan.

Kemajuan menjadi bermakna jika dan hanya jika membawa kita pada keselamatan.

Dunia sekaligus Akhirat. Titik!!!













Post a Comment for "Astagfirullah, Mengapa Bisnis Sewa Pacar Makin Menjamur?"