Menyempurnakan Separuh Agama dengan Cara Tak Terduga


Kemarin siang, Putri saya yang di MAN Insan Cendekia Serpong menulis sebuh pesan singkat lewat inbox: “Ayah.. kalau ada waktu.. Ayah mau mengevaluasi skenario drama ini nggak? Ini bikinnya keburu-buru gitu.. jadi nggak ngalir dan rada ga jelas...”

“Oh tentu saja sayang, meski Ayah tidak banyak faham soal penulisan skenario drama. Minimal Ayah bisa membacanya. Tapi, ngomong-ngomong, bagaimana ceritanya sampai kemudian harus menulis skenario drama segala sayang?”

“Itu sekedar menyelesaikan salah satu tugas dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Ayah”

Dalam inbox itu, kulihat ada sebuah file yang di-attach. Kubuka file itu, dan ternyata ...sebuah skenario naskah drama sepanjang 17 halaman. Kubaca naskah itu halaman demi halaman. Dan, Subhanallah, hati saya seperti teraduk-aduk oleh sejumlah “konflik” yang ada dalam alur cerita. Dan, konflik itu selalu terselesaikan dalam perspektif dialogis yang terkesan natural.

Salah satu alur yang membuat saya terharu hingga tak kuasa menahan air mata, adalah dialog tentang hal yang sangat sensitif: poligami. Saya sangat terharu karena konstruksi argumen fiqih yang dibangun dalam dialognya membuat saya semakin yakin bahwa mayoritas kaum pria harus lebih fokus pada pilihan monogami, bukan poligami.

Terdorong oleh keinginan saya agar naskah skenario drama tersebut bisa lebih dapat dikritisi oleh banyak pihak, akhirnya saya minta izin pada putri saya untuk memuatnya di halaman blog ini. Awalnya tidak mengizinkan, tapi kembali saya yakinkan bahwa ini semata-mata agar bisa dikritisi oleh publik, dalam rangka menambah atau memperluas cakrawala pandang kita. Alhamdulillah, akhirnya putri saya mengiyakan.

Skenario naskah drama yang 17 halaman itu kemudian saya posting seluruhnya dalam 8 (delapan) segmen, mulai dari: Menyempurnakan Separuh Agama dengan Cara Tak Terduga (Segmen Satu), hingga Menyempurnakan Separuh Agama dengan Cara Tak Terduga (Segmen Delapan). Yuk, mulai baca naskahnya dengan mengeklik atau memilih tautan ini: Menyempurnakan Separuh Agama dengan Cara Tak Terduga (Segmen Satu)

Post a Comment for "Menyempurnakan Separuh Agama dengan Cara Tak Terduga"