Persiapan pelaksanaan Haji tahun 1444 H/2023 M, khususnya Provinsi Jawa Barat, semakin intensif dilakukan, termasuk persiapan pemberangkatan berikut asrama embarkasi haji yang akan digunakan. Sesuai rencana Kementerian Agama RI, jemaah haji Propinsi Jawa Barat tahun ini akan diberangkatkan dari 2 (dua) Bandara, yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, dan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Jemaah Jawa Barat yang akan diberangkatkan dari Bandara Kertajati meliputi jemaah haji dari kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) serta Sumedang dan Subang, dengan total jemaah diperkirakan sebanyak 7.900 hingga 8.400 atau sekitar 20 kelompok terbang (Kloter).
Telah ditetapkan, Embarkasi penerbangan haji dari Bandara Kertajati akan menggunakan Asrama Haji Indramayu, Jawa Barat. Simulasi keberangkatan jemaah telah dilakukan Senin kemarin (13/2), dari rute awal Asrama Haji Indramayu hingga rute akhir Bandara Kertajati, Majalengka. Jajaran terkait dari Kementerian Agama RI, Kanwil Kemenag Jawa Barat, serta unsur manajemen Bandara Kertajati, turut hadir dalam simulasi dimaksud. Dijadwalkan, Rabu besok (15/2), utusan dari GACA (General Authority of Civil Aviation) Arab Saudi akan tiba di Indonesia untuk melihat secara langsung kesiapan Bandara Kertajati sebagai penerbangan haji tahun ini.
Secara keseluruhan, jumlah jemaah haji Jawa Barat tahun ini adalah sekitar 38.000 jemaah, berasal dari 27 kabupaten/kota. Jemaah sebanyak itu akan dibagi dalam 96 kloter, dengan penerbangan terbanyak dilakukan dari Bandara Soekarno Hatta sebanyak 76 Kloter. Seperti biasa, Embarkasi Jawa Barat untuk penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat.
Penambahan Bandara penerbangan haji untuk jemaah Jawa Barat ini, tidak hanya membantu mengurangi tingkat kepadatan Bandara Soekarno Hatta, tetapi sekaligus juga mengurangi potensi kelelahan jemaah (lebih-lebih jemaah lansia) dari kawasan Ciayumajakuning, termasuk Sumedang dan Subang. Bagaimanapun, berkurangnya potensi kelelahan jemaah ikut berkontribusi positif menurunkan potensi kejadian Jet Lag dan berbagai gejala ketidaknyamanan jemaah selama dan setelah menempuh penerbangan jarak jauh Tanah Air - Tanah Suci, dan begitu pula sebaliknya.
Ada harapan pula, penambahan Bandara penerbangan haji di Tanah Air bisa dikuti pula penambahan Bandara penerbangan haji di Tanah Suci agar tingkat crowded jemaah bisa berkurang, dan memangkas masa tunggu jemaah di Bandara Saudi sehingga para jemaah bisa cepat sampai di pondokan atau hotel, atau sebaliknya bisa cepat diberangkatkan ke Tanah Air saat kepulangan.
Selain Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, yang selama ini rutin digunakan sebagai Bandara haji, diusulkan agar ditambah satu Bandara lagi yaitu Bandara Internasional Taif. Kalau perlu, Bandara Taif ini disediakan secara khusus untuk jemaah haji Indonesia.
Sebenarnya, pemerintah Saudi sudah menawarkan kepada pemerintah kita perihal utilisasi Bandara Taif sebagai Bandara haji, khususnya bagi Indonesia: Yuk, Kepoin Mangapa Saudi Tawarkan Bandara Taif Sebagai Bandara Haji Bagi Jemaah Indonesia.
Post a Comment for "Haji 2023, Jemaah Jawa Barat Akan Diberangkatkan dari 2 Bandara, Begini Pembagiannya"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.