Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Menurut Ahli Epidemiologi Johns Hopkins University

Vaksinasi Covid-19. (Sumber: Johns Hopkins University)

Postingan saya kali ini mengangkat topik tentang efek samping Vaksinasi Covid-19 menurut penuturan ahli, bukan menurut rumor yang notabene lebih banyak mengandung hoax. Tujuan saya semata-mata agar publik mendapat informasi yang benar secara ilmiah, dan terhindar dari unsur penyesatan berikut segala resikonya.

Artikel utama yang menjadi rujukan postingan saya saat ini berupa rangkuman tanya jawab yang ada di website resmi John Hopkins School of Public  Health (JHSPH)  berjudul "Side Effects and COVID-19 Vaccines: What to Expect". Rubrik tanya jawab ini diasuh langsung oleh William John Moss, MD, MPH, Direktur Eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional, JHPG. Beliau juga adalah seorang ahli epidemiologi di institusi ternama tersebut.

John Moss mengatakan, Vaksin COVID-19 yang pertama diproduksi menggunakan platform mRNA. Diakuinya, vaksin-vaksin berplatform m-RNA ini sangat efektif, tetapi juga “reaktogenik”, dalam arti cenderung menyebabkan respon imun yang nyata.

Berikut petikan tanya jawabnya.

Efek samping apa saja yang bisa timbul setelah vaksinasi COVID-19?

Efek samping dapat bervariasi sesuai jenis vaksin COVID-19 yang digunakan. Kami mengetahui efek samping setelah vaksinasi dengan vaksin Pfizer dan Moderna yang berplatform messenger RNA—atau mRNA.

Efek samping yang paling umum adalah rasa sakit di tempat suntikan. Efek samping lainnya antara lain rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot, rasa dingin, nyeri sendi, dan dalam beberapa kasus ditemukan demam.

Berapa lama efek samping berlangsung?

Biasanya 24 hingga 48 jam, dan tidak ada yang lebih dari itu.

Sehubungan vaksin COVID-19 tersedia dalam dua dosis pemberian, apakah saya akan mengalami efek samping yang sama tiap kali pemberian?

Efek samping lebih sering terjadi setelah dosis kedua dalam uji coba vaksin.

Apakah efek sampingnya berbeda antara vaksin satu produsen dengan vaksin lainnya?

Efek samping serupa setelah vaksin mRNA Pfizer dan Moderna tetapi dapat berbeda dengan jenis vaksin lainnya.

Mengapa vaksin ini tampaknya memiliki efek samping yang lebih nyata dibanding vaksin flu? Bagaimana jika dibandingkan dengan efek samping vaksin lain—seperti vaksin herpes zoster, misalnya?

Efek samping ini khas dari peradangan yang disebabkan oleh vaksin dan merupakan tanda respon imunitas tubuh terhadap vaksin.

Beberapa vaksin lebih reaktogenik—istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis efek samping ini—dan beberapa orang memiliki reaksi yang lebih dominan dibanding yang lain. Efek samping dari vaksin COVID-19 mirip dengan apa yang diamati setelah vaksin herpes zoster.

Mungkinkah efek samping lebih terasa pada orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit COVID-19 seperti para lansia, para pengidap sejumlah komorbit (penyakit penyerta), dan lain-lain?

Tidak, faktanya, dalam uji klinis efek samping vaksin justru lebih jarang pada orang dewasa berusia lebih dari 55 tahun.

Apakah anak mengalami efek samping dari vaksin COVID-19?

Anak-anak di bawah 12 tahun belum menerima vaksin dalam uji klinis, jadi kami belum tahu.

Bagaimana saya bisa tahu bahwa yang saya alami adalah reaksi normal, atau kapan saya harus menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan?

Anda akan diberitahu tentang efek samping vaksin dan kapan Anda harus berkonsultasi dengan petugas kesehatan pada saat Anda divaksinasi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan bahwa Anda harus menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan jika reaksi kemerahan atau nyeri di tempat suntikan Anda meningkat setelah 24 jam, atau jika efek samping yang dialami mengkhawatirkan Anda atau tampaknya tidak akan hilang setelah beberapa hari.

Apakah mungkin bagi saya untuk tertular COVID-19 di antara dua dosis pemberian?

Ya—dan itulah sebabnya mengapa tetap penting untuk terus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Dosis pertama tidak akan memberikan perlindungan lengkap, dan untuk mencapai tingkat kekebalan di level 95% butuh waktu sekitar tujuh hari setelah dosis kedua Anda terima. Jika Anda terpapar Covid-19 sebelum waktu ini, ada kemungkinan Anda dapat tertular COVID-19.

Bahkan setelah Anda menerima dosis kedua vaksin COVID-19, tetap penting untuk terus mempraktikkan strategi mitigasi kesehatan masyarakat seperti masker dan menjaga jarak hingga pandemi ini terkendali.

Bagaimana saya bisa membedakan efek yang saya alami apakah murni efek samping vaksin ataukah kemungkinan  infeksi COVID-19?

Efek samping dari vaksin biasanya mulai dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah vaksinasi, tetapi mungkin sulit untuk membedakan keduanya jika Anda terinfeksi pada periode di antara dua dosis pemberian vaksin.

Jika efek samping yang Anda alami berlangsung lebih dari 48 jam, Anda harus menghubungi dokter atau penyedia layanan medis untuk penanganan lebih lanjut.
*****
Demikian beberapa tanya jawab mengenai efek samping vaksin Covid-19. Informasi lebih lanjut terkait topik ini bisa diakses langsung ke sumbernya di link ini: Side Effects and COVID-19 Vaccines: What to Expect.

Sebagai tambahan, diinfokan beberapa platform vaksin covid-19 yang telah diketahui dan digunakan disejumlah negara:
  • Vaksin Sinovac dan Sinopharm berplatform inactivated virus;
  • Vaksin Moderna dan Pfizer berplatform mRNA;
  • Vaksin AstraZeneca berplatform virus hasil rekayasa genetika (viral vector).

Semoga informasi di atas bermanfaat dalam memperkuat upaya penanggulangan Covid-19, khususnya melalui penguatan kegiatan vaksinasi Covid-19. (La Ode Ahmad, dr)

Post a Comment for "Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Menurut Ahli Epidemiologi Johns Hopkins University"