Kata-Kata Hikmah dari Habib Umar Bin Syekh Abu Bakar Bin Salim Bin Hafidz

Habib Umar (pertama dari kanan) duduk berdampingan dengan Gubernur Jawa Barat, Kang Emil (Ridwan Kamil), dalam acara 'Halaqah Kebangsaan' di Hotel Hilton Bandung, Selasa 24 September 2019.

Seindah-indahnya cinta, adalah cinta karena Allah ï·».

Seindah-indahnya rindu, adalah rindu kepada Rasulullah ï·º.

Seindah-indahnya pertemuan, adalah pertemuan dengan Rasulullah ï·º
di hari kiamat nanti.

Jika engkau mengetahui
indahnya satu kali pandangan kasih
sayang Rasulullah ï·º saat melirik kearahmu, niscaya seumur hidup engkau akan tenggelam dalam kerinduan kepadanya.

*****

Jika di antara kamu melihat seorang wanita berpakaian tetapi tidak menutup aurat sesuai tuntunan Islam, maka kamu boleh menasihatinya dengan akhlak dan cara yang terpuji.

Tetapi, jangan pernah sekali-kali kamu berfikir bahwa secara ruhiyah dia lebih rendah darimu.

Benar, dia mungkin memiliki satu kelemahan yang terlihat dari luar, tetapi kamu mungkin memiliki 50 kelemahan yang tersembunyi dari pandanganmu.

(Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz)

Sekilas Tentang Habib Umar


Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, pada hari Senin, 27 Mei 1963 M / 4 Muharram 1383 H. Tempat kelahiran beliau adalah salah satu kota legendaris di Yaman yang sangat terkenal sejagat dengan berlimpahnya para ilmuwan dan para alim ulama yang dihasilkan kota ini selama berabad-abad.

Habib Umar dibesarkan di kalangan keluarga yang memiliki tradisi keilmuan Islam yang sangat kuat. Sang Ayah merupakan seorang pejuang terkenal, sang Intelektual, sang Da’i besar, bernama Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Shaikh Abu Bakar bin Salim. Demikian pula kedua kakek beliau dari jalur ayah dan ibu, al-Habib Salim bin Hafiz dan al-Habib Hafidz bin Abdullah yang merupakan para intelektual Islam yang sangat dihormati kaum ulama dan intelektual Muslim pada masanya.

Habib Umar telah menghafal Al Qur’an di usia yang sangat muda dan ia juga menghafal berbagai teks inti dalam fiqh, hadith, lughoh dan berbagai ilmu-ilmu keagamaan. Beliau mendalami berbagai ilmu termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari sang Ayah, al-Habib Muhammad bin Salim. Sang Ayah mewariskan cinta dan perhatian yang besar pada dakwah dan tuntunan keagamaan, dan itu benar-benar sangat membekas di hati Habib Umar. Umar kecil selalu berada di sisi ayahnya di setiap lingkaran majelis ilmu dan dzikir.

Saat golongan komunis sempat merasuk ke Yaman, sebuah peristiwa tragis terjadi. Umar muda sedang menemani ayahnya sholat Jumat, sang Ayah diculik oleh golongan komunis, dan ketika itu Umar muda sendirian pulang ke rumahnya sambil membawa syal milik ayahnya. Sejak peristiwa itu ayahnya tidak pernah terlihat lagi. Umar muda menganggap syal sang ayah seakan-akan menjadi bendera perjuangan yang diberikan padanya di masa kecil sebelum sang Ayah syahid. Sejak itu, dengan penuh semangat “bendera” tersebut dikibarkannya tinggi-tinggi, sebagai tanda mengawali perjalanan penuh perjuangan, mengumpulkan orang-orang, membentuk majelis-majelis dakwah. Ikhtiar keras demi melanjutkan perjuangan ayahnya mulai membuahkan hasil. Kelas-kelas mulai dibuka bagi anak muda maupun orang tua di masjid-masjid setempat dimana ditawarkan berbagai kesempatan untuk menghafal Al-Qur’an dan untuk belajar ilmu-ilmu tradisional.

Habib Umar mulai terkenal. Namun, bayang-bayang sinisme komunis yang masih tersisa di Yaman kala itu, membuat banyak orang mengkhawatirkan keselamatan beliau. Akhirnya diputuskan beliau hijrah ke kota al-Bayda’, Yaman Utara. Disana dimulai babak penting lanjutan perjuangan beliau. Masuk sekolah Ribat di al-Bayda’ ia mendalami ilmu-ilmu tradisional dibawah bimbingan ahli dari yang Mulia al-Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar, semoga Allah mengampuninya, dan juga dibawah bimbingan ulama mazhab Shafi‘i al-Habib Zain bin Sumait, semoga Allah melindunginya. Tekad beliau terpenuhi ketika akhirnya ia ditunjuk sebagai seorang guru tak lama sesudahnya sembari terus melanjutkan perjuangannya yang penuh semangat dalam bidang dakwah.

Di kota al-Bayda’ dan kota-kota sekitarnya, Haib Umar mendirikan kelas-kelas ilmu dan majelis dzikir, pengajaran dimulai dan orang-orang dibimbing untuk mereguk cinta Allah dan Rasul-Nya. Kegigihan beliau membuahkan hasil besar. Masyarakat, terutama para pemuda yang sebelumnya telah terjerumus dalam kehidupan yang kosong tanpa makna, berubah secara fundamental, menjadi bangga dengan indentitas baru mereka sebagai muslim, dengan hati yang terus makin tepaut pada sifat-sifat luhur dan mulia Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Sejak saat itu, sekelompok besar orang-orang yang telah dipengaruhi beliau mulai berkumpul mengelilingi beliau dan memberi dukungan penuh perjuangan dakwah beliau, mengawal setiap langkah keteguhan beliau dalam mengajar di berbagai kota besar maupun kota kecil di Yaman Utara. Tak lama kemudian, beliau melakukan rangkaian perjalanan atau semacam rihlah dengan tujuan melakukan ibadah Haji di Makkah dan sekaligus mengunjungi makam Rasulullah Muhammad SAW di Madinah. Dalam perjalanannya ke Hijaz ini, beliau diberkahi kesempatan untuk mendalami sejumlah kitab dari para ulama terkenal disana, terutama dari al-Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad al-Saqqaf.

Habib Abdul Qadir menyaksikan dalam diri ‘Umar muda, terdapat semangat pemuda yang penuh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW dan sungguh-sungguh tenggelam dalam penyebaran ilmu dan keadilan terhadap sesama umat manusia. Ata kesaksian ini, Habib Umar sangat dicintai oleh Habib Abdul Qadir selaku salah seorang guru besarnya. Demikian pula Habib Umar diberkahi menerima ilmu dan bimbingan dari kedua pilar keadilan di Hijaz, yakni al-Habib Ahmad Mashur al-Haddad dan al-Habib ‘Attas al-Habashi. Sejak itulah nama al-Habib Umar bin Hafidz mulai tersebar luas terutama dikarenakan kegigihan usaha beliau dalam menyerukan agama Islam dan memperbaharui ajaran-ajaran awal yang tradisional.

Namun popularitas dan ketenaran yang besar itu tidak sedikitpun mengurangi kemurnian niat perjuangan beliau, tidak sedikitpun melunturkan kesederhanaan beliau. Tiada waktu yang terbuang sia-sia. Setiap saat dipenuhi dengan mengingat Allah dalam berbagai manifestasinya. Perhatiannya yang mendalam terhadap kerja membangun keimanan terutama pada mereka yang berada didekatnya, telah menjadi salah satu karakteristik beliau yang paling terlihat jelas sehingga membuat nama beliau makin tersebar luas.

Dalam rangkaian perjalanan panjang perjuangan dakwah, Habib Umar merasa harus kembali ke tempat dimana ia dilahirkan. Dan Darul Mustafa menjadi hadiah beliau bagi dunia. Di pesantren itu pula dunia diserukan menuju cahaya kebangkitan. Dalam waktu yang dapat dikatakan demikian singkat, penduduk Tarim menyaksikan berkumpulnya pada murid dari berbagai daerah yang jauh bersatu di satu kota yang hampir terlupakan ketika masih dikuasai para pembangkang komunis. Murid-murid dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Kepulauan Comoro, Tanzania, Kenya, Mesir, Inggris, Pakistan, Amerika Serikat dan Kanada, juga negara-negara Arab lain dan negara bagian di Arab dibina secara langsung oleh Habib Umar. Mereka ini akan menjadi perwakilan dan penerus dari apa yang kini telah menjadi perjuangan asli demi memperbaharui ajaran Islam tradisional di abad ke-15 setelah hari kebangkitan.

Berdirinya berbagai institusi Islami serupa di Yaman dan di negara-negara lain dibawah manajemen al-Habib Umar akan menjadi sebuah tonggak utama dalam penyebaran Ilmu dan perilaku mulia serta menyediakan kesempatan bagi orang-orang awam yang kesempatan tersebut dahulunya telah dirampas dari mereka.

Habib Umar kini tinggal di tanah kelahirannya di Tarim, Yaman. Waktu beliau didedikasikan sepenuhnya untuk mengawal perkembangan pesantren Darul Mustafa dan berbagai sekolah lain yang dibangun dibawah manajemen beliau.

Habib Umar masih terus berkontribusi aktif dalam penyebaran agama Islam, sedemikian aktifnya sehingga beliau meluangkan hampir sepanjang tahunnya mengunjungi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, demi melakukan kegiatan-kegiatan mulianya.

Website beliau yang penuh dengan mutiara ilmu dan hikmah bisa diakses melalui link ini: Website Resmi Habib Umar.

Post a Comment for "Kata-Kata Hikmah dari Habib Umar Bin Syekh Abu Bakar Bin Salim Bin Hafidz"