 |
| Ilustrasi tampilan homepage Aplikasi P-Care FKTP |
Di Dinas Kesehatan, disposisi surat tersebut di atas diteruskan kepada Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya diinstruksikan agar Kepala Seksi Jaminan Kesehatan menghadiri pertemuan tersebut. Sebelum berangkat, saya bercanda atau bergurau kepada Ibu Kabid, “apa tidak sebaiknya saya membawa nota perjalanan dinas, untuk antisipasi kalau-kalau ada yang curiga, wah...pagi-pagi gini di jam kerja lagi, dr. La Ode sudah main karaoke di Dewi Air, apa kata dunia...” (hehe). Sambil tersenyum, Ibu Kabid agak serius menjawab, “kendaraan plat merah yang dipakai jangan diparkir di halaman terbuka ya, tapi langsung aja ke basement”.
Saya langsung pamit berangkat saat itu dengan satu keyakinan, kalau toh di basement juga ada publik yang melihat kendaraan dinas parkir di sana, apalagi di jam kerja, Allah Maha Mengetahui apa yang saya kerjakan, maupun apa yang saya tidak kerjakan. (Hehe, ini hanya selingan saja yaa)
Yang menjadi dasar BPJS menyelenggarakan pertemuan di atas adalah fakta masih rendahnya pemanfaatan aplikasi P-Care di FKTP. Dalam lampiran surat BPJS di atas, saya melihat daftar nama FKTP yang diundang untuk menjadi peserta aktif dalam pertemuan ini. Dari daftar panjang yang ada, di sana tercantum 10 puskesmas dengan tingkat entry P-Care yang masih sangat rendah. Tidak akan saya sebutkan di sini nama-nama Puskesmas itu, cukup menjadi catatan saya untuk berdiskusi lebih lanjut di pertemuan intern Dinas Kesehatan bersama kawan-kawan dari Puskesmas.
Yang jelas, 10 puskesmas tersebut menjadi salah satu dasar saya mengambil kesimpulan umum bahwa sesungguhnya tingkat pemanfaatan P-Care di FKTP milik pemerintah di Kabupaten Karawang sudah mencapai 80%, mengingat secara keseluruhan jumlah puskesmas di Kabupaten yang terkenal dengan slogan Pangkal Perjuangan itu sebanyak 50 puskesmas.
Saat diminta memberikan sambutan dalam pertemuan di atas, saya lebih menekankan lagi komitmen pemanfaatan aplikasi P-Care di FKTP sebagai bagian tak terpisahkan dari komitmen penyelenggaraan pelayanan yang akuntabel, dan ini menjadi bagian integral dari totalitas penilaian performance FKTP itu sendiri. Tema ini menjadi semakin penting jika dikaitkan antara lain dengan desain konsep Kapitasi Berbasis Kinerja (Pay for Performance) yang menurut rencana dalam waktu dekat akan diterapkan di seluruh FKTP yang ada.
Seperti apa konsep Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) itu, bisa dibaca ditulisan saya sebelum ini: Implikasi Rekomendasi KPK terhadap Pelayanan Kesehatan di FKTP. Atau, bisa juga langsung menuju ke slide mengenai Kapitasi Berbasis Kinerja yang disusun secara resmi oleh BPJS Kesehatan.
Di akhir pertemuan, seluruh peserta berkomitmen untuk memanfaatkan aplikasi P-Care itu seoptimal mungkin. Secara khusus, saya mengharapkan kerjasama dengan pihak BPJS, melalui Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer, BPJS Kesehatan Cabang Karawang (yang duduk berdampingan dengan saya saat rapat itu), dalam hal sharing data pemanfaatan aplikasi P-Care bulanan di seluruh FKTP, untuk menjadi bahan evaluasi saya secara rutin, baik evaluasi intern Seksi Jaminan Kesehatan sendiri, maupun bahan evaluasi bersama-sama dengan pihak BPJS Kesehatan.
Saya yakin, segalanya akan menjadi lebih baik, manakala kita berkomitmen untuk menjadi lebih baik, dan memperjuangkan sungguh-sungguh komitmen itu.
Yakinlah, tidak akan pernah ada kata rugi dalam melakukan kebaikan.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika kamu berbuat
baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat
jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri (QS. Al-Isra: 7)
Sukses selalu untuk kita semua...Bravo Karawang, Bravo Jawa Barat, Bravo Indonesia...
Post a Comment for "Yakin, Tidak Akan Pernah Ada Ruginya Bekerja lebih Baik"
Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.