Prosedur Umrah Ramadan dan Prediksi Haji Tahun Ini

Prosedur pelaksanaan Umrah selama Ramadan 1442 Hijriah. (Sumber: Arab News)

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menerbitkan pedoman penyelenggaraan Umrah serta tatalaksana izin sholat di Masjidil Haram selama bulan Ramadhan. Vaksinasi Covid-19 berada di urutan teratas dalam daftar skala prioritas. Dalam arti, tidak akan  ada jamaah yang diizinkan masuk ke Masjidil Haram Makkah atau Masjid Nabawi Madinah tanpa memenuhi persyaratan vaksinasi, minimal satu dosis.

Selain itu, Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi sangat menekankan perlunya mengikuti semua tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan, kesehatan dan keamanan jamaah yang mengunjungi dua masjid suci tersebut. 

Selama 10 hari pertama Ramadhan, diperkirakan sudah ada 1,5 juta jamaah yang telah berkunjung ke Masjidil Haram. 

Dalam salah satu kesempatan wawancara eksklusif dengan Arab News (Ahad 25 April 2021 yang di-update pada hari Senin 26 April 2021), Dr. Amr Al-Maddah, Wakil Menteri Layanan Haji dan Umrah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Berapa daya tampung Masjidil Haram?

Untuk tujuan umrah, daya tampung Masjidil Haram dibatasi hingga 50.000 jamaah. Sementara untuk tujuan shalat tanpa melaksanakan umrah, Masjidil Haram dibatasi hingga 100.000 jamaah setiap hari.

Apakah jamaah dari luar Saudi diperbolehkan untuk menunaikan umrah selama Ramadan?

Ya, jemaah haji dari beberapa negara yang diizinkan, diperbolehkan menunaikan umrah.

Apakah persyaratan kesehatan yang diberlakukan sama antara jamaah dari Saudi dan dari luar Saudi?

Keputusan pemerintah Saudi yang dikeluarkan sejak 20 Agustus 2020 lalu menyatakan bahwa semua yang ingin memasuki Masjidil Haram sudah harus menerima vaksin COVID-19. Jamaah yang datang dari luar Saudi harus memiliki sertifikat yang menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi.

Adakah vaksin yang dapat diterima selain yang disetujui oleh Arab Saudi, terutama selain Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca?

Soal ini Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengikuti penetapan vaksin yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan. Proses persetujuan vaksin diperbarui secara berkala berdasarkan laporan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Proses penilaian kementerian mempertimbangkan evaluasi dari Badan Kesehatan Dunia, evaluasi risiko vaksin baru, dan evaluasi kementerian kesehatan terhadap efektivitas vaksin ini.

Sebagai penyedia layanan, Kementerian Haji dan Umrah sangat bergantung pada informasi yang diterima dari badan resmi pemerintah yang mampu mengevaluasi vaksin dan kemanjurannya. Sementara sertifikat kesehatan setiap negara mengikuti sistem tertentu, Kementerian Haji dan Umrah menangani masalah tersebut berdasarkan masukan dari kementerian kesehatan dan mengeluarkan izin yang sesuai dengan itu semua.

Bagaimana Kementerian Haji dan Umrah menangani jamaah umrah dari negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19?

Arab Saudi menghentikan penerbangan dari negara-negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 baik untuk tujuan umrah maupun tujuan lainnya, apapun tanpa kecuali.

Penerbangan dari negara di luar kategori di atas belum ditangguhkan selama persyaratan vaksinasi terpenuhi. Vaksinasi dapat mencegah penularan virus, mengurangi dampak pandemi, dan mengurangi kemungkinan penyebaran virus ke orang lain. Ketika jamaah umrah yang masuk sudah mendapat vaksin Covid-19, maka risikonya diasumsikan jauh lebih rendah.

Bagaimana perjalanan jamaah umrah dari saat tiba di Arab Saudi hingga selesai umrah?

Penting untuk diingat bahwa daya tampung atau kapasitas operasional Masjidil Haram telah ditentukan sebelumnya berdasarkan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Permohonan izin umrah dilakukan melalui aplikasi Eatmarna dan aplikasi Tawakkalna. Setelah pengajuan, izin masuk dikeluarkan untuk jamaah tersebut, yang dapat ditunjukan ke petugas pemeriksa.

Di posko-posko pemeriksaan, tanggal dan validitas izin akan diperiksa dan status imunisasi dari pemegang izin akan diverifikasi. Sebelum tiba di Makkah, jamaah harus membayar biaya layanan transportasi kepada perusahaan transportasi berlisensi yang menjamin proses transit yang aman dengan mendesinfeksi kendaraan dan menyisakan ruang di antara tempat duduk. Kemudian jamaah akan diangkut ke halte yang telah disiapkan di seputaran Masjidil Haram.

Misalnya, jamaah di Posko Kudai akan diangkut ke Gerbang Raja Abdul Aziz, sedangkan yang di Posko Al-Zahir akan diangkut ke Gerbang Al-Shabika. Jamaah akan diturunkan sesuai dengan pusat/posko yang ditentukan. Izin para jamaah kemudian akan diperiksa sekali lagi untuk alasan keamanan sebelum diizinkan menunaikan umrah dan shalat selama waktu yang ditentukan.

Selain prosedur di atas, Kementerian Haji dan Umrah menyediakan opsi  lain bagi jamaah yang ingin menunaikan umrah, yakni dengan cara memesan kamar di hotel mana pun yang ada di seputaran Masjidil Haram. Selanjutnya, hotel-hotel tersebut dapat membantu jamaah perorangan yang telah memesan kamar untuk mengajukan umrah selama masa tinggal mereka. Jadi para jamaah yang tertarik dengan layanan ini dapat memulai prosesnya dengan melakukan reservasi di hotel, yang kemudian pihak hotel membantu tamu mengajukan izin umrah sesuai kapasitas yang telah ditentukan di Masjidil Haram.

Bagi jamaah yang datang dari luar Saudi, jika status kesehatannya belum masuk dalam sistem Tawakkalna, mereka harus mengunjungi pusat kesehatan yang ditentukan untuk mendapatkan arahan yang diperlukan. Status kesehatan mereka akan diperbarui sesuai dengan sertifikat vaksinasi yang diberikan oleh negara asalnya. Izin umrah, tanggal dan jamnya, akan diberikan sesuai dengan kapasitas operasional Masjidil Haram.

Ketentuan apa yang telah dibuat untuk transportasi yang aman bagi jamaah dari luar Saudi yang tiba melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz Madinah?

Terdapat koordinasi tingkat tinggi antara Kementerian Haji dan Umrah dengan Kementerian Kesehatan serta penyedia layanan dan keamanan, yaitu Otoritas Transportasi Umum, Komisi Kerajaan Kota Makkah dan Tempat-tempat Suci, serta Otoritas Pengembangan Wilayah Madinah. Ada standar dan protokol terpadu untuk transportasi. Ini termasuk jamaah yang bepergian antar kota atau di dalam kota atau akomodasi untuk jamaah yang perlu dikarantina setelah pemeriksaan.

Semua standar dan protokol ini telah dirumuskan dan diklarifikasi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jamaah lokal maupun asing. Langkah-langkah pengendalian risiko ditujukan untuk mengurangi insiden yang dapat menyebabkan pengurangan jumlah jamaah atau kemungkinan penangguhan umrah.

Apakah ada pelanggaran izin yang tercatat sejak awal musim umrah?

Beberapa pelanggaran telah dilakukan.  Sistem mencatat pelanggaran dan semua kasus tersebut ditangani di lokasi pada waktu yang tepat. Badan keamanan dan layanan dikerahkan di seluruh kawasan Masjidil Haram.

Pelanggar didenda SR10.000 ($ 2.666) bagi yang melakukan Umrah tanpa izin, dan denda sebesar SR1.000 ($ 267) untuk jamaah yang shalat di Masjidil Haram tanpa izin. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme formal untuk menghukum pelanggar telah ditetapkan dan digunakan jika diperlukan. Namun, mayoritas jamaah menaati peraturan dan protokol kesehatan saat ini.

Apa tujuan denda pelanggaran izin umrah?

Sistem denda dikembangkan agar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi secara keseluruhan tidak menjadi sumber penyebaran virus. Itulah mengapa ada batasan kapasitas penanganan jemaah yang telah ditentukan di setiap lokasi.

Keinginan untuk menunaikan umrah, sholat tarawih atau sholat malam di Masjidil Haram bisa dimaklumi. Namun, dunia saat ini sedang menyaksikan situasi yang luar biasa dan setiap orang harus bersatu dalam keadaan ini. Sederhananya, denda dimaksudkan untuk mencegah orang melakukan pelanggaran yang akan membahayakan jamaah dan mereka yang bekerja di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi.

Semua protokol telah dirumuskan dan diklarifikasi untuk memastikan keamanan para jamaah, baik itu jamaah lokal maupun jamaah dari luar Saudi,  dan berusaha memastikan pelayanan kepada mereka berlangsung tanpa ada gangguan yang berarti.

Bagaimana memantau dan menilai kepatuhan jamaah terhadap protokol pencegahan penularan Covid-19?

Ada tim lapangan yang bekerja sepanjang waktu untuk menindaklanjuti kondisi jamaah dan kepatuhan mereka terhadap protokol dan persyaratan kesehatan. Badan keamanan bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah dalam hal ini. Peningkatan kesadaran terus menerus dilakukan oleh semua badan terkait.

Apakah peningkatan jumlah orang yang divaksinasi Covid-19 diperhitungkan dalam menentukan jumlah izin yang dikeluarkan?

Kapasitas operasional yang telah ditentukan diperbarui setiap hari. Sekarang telah mencapai antara dua setengah hingga tiga kali lipat dari sebelumnya dan akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Yang akan diperhitungkan adalah situasi kesehatan secara keseluruhan. Kapasitas operasional pasti akan meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang keadaan luar biasa yang dihadapi dunia. Keadaan ini membutuhkan tindakan luar biasa untuk diambil.

Semakin banyak orang mendapatkan vaksinasi, semakin rendah risikonya. Segera orang akan dapat kembali ke kehidupan normal dan semua akan disambut untuk mengunjungi Masjidil Haram.

Operasional desinfeksi saat ini sedang berlangsung di Masjidil Haram. Apakah bus untuk mengangkut jamaah dan fasilitas lainnya juga didesinfeksi?

Semua bus, loket tiket, serta semua tempat mobilisasi jamaah, secara teratur didesinfeksi. Proses tersebut dilakukan oleh tim khusus secara periodik sesuai jadwal interval desinfeksi dan sterilisasi. Bus didisinfeksi setiap siklus, sementara posko-posko penerimaan jamaah didesinfeksi setiap setengah jam karena ini dianggap sebagai tindakan pengamanan yang penting.

Akankah persyaratan vaksinasi berlanjut hingga musim haji tahun ini?

Belum ada keputusan kerajaan yang dikeluarkan tentang masalah ini. Setelah keputusan tersebut dikeluarkan, Kementerian Haji dan Umrah akan mengambil tindakan yang sesuai.

Mungkinkah pengalaman penyelenggaraan umrah kali ini akan membuat Kementerian Haji dan Umrah menambah jumlah jemaah haji tahun ini dibanding tahun lalu?

Tahun lalu, risikonya tinggi selama puncak krisis COVID-19. Namun, metode penanganan pandemi telah berubah dan situasinya sangat berbeda kali ini.

Post a Comment for "Prosedur Umrah Ramadan dan Prediksi Haji Tahun Ini "